
Ingin Lancar Bahasa Inggris? Ini Solusinya!
7 Januari 2025Pada tanggal 10 April 2025, SMAK Penabur Kota Jababeka kembali menggelar acara tahunan yang dinanti-nantikan, Akapreneur. Kegiatan ini dirancang khusus untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa tentang dunia entrepreneurship, sekaligus memotivasi mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan bisnis di era modern. Dengan tema yang relevan dan pembicara yang inspiratif, Akapreneur 2025 sukses mencuri perhatian para siswa dan menjadi momen berharga untuk membuka cakrawala baru tentang wirausaha.
Acara ini menghadirkan Lianna Nathania, seorang TikToker dan selebgram ternama, sebagai pembicara utama. Lianna dikenal luas karena kontennya yang kreatif dan autentik di media sosial, serta keberhasilannya membangun personal branding yang kuat. Dengan akun @liannanathania, Lianna juga membagikan ilmunya dalam beberapa judul buku seperti Math Tricks SD/MI, Math Tricks SMP/MTs, dan Study Tricks. Ketiga buku ini diterbitkan oleh Penerbit Bmedia.
Kehadirannya menjadi magnet tersendiri bagi para siswa, yang sebagian besar adalah generasi Z yang akrab dengan dunia digital. Melalui sesi yang interaktif dan penuh semangat, Lianna berbagi pengalaman dan ilmu praktis tentang digital marketing, sebuah bidang yang kini menjadi tulang punggung banyak bisnis sukses.
Menyelami Dunia Digital Marketing Bersama Lianna Nathania
Sesi utama Akapreneur 2025 berfokus pada tiga pilar utama digital marketing yang dibawakan oleh Lianna: personal branding, pemanfaatan media sosial untuk bisnis, dan strategi pemasaran online yang efektif. Dengan gaya penyampaian yang santai namun penuh wawasan, Lianna mampu menjelaskan konsep-konsep kompleks dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa.
Pertama, Lianna menekankan pentingnya personal branding dalam membangun identitas di dunia digital. Menurutnya, personal branding bukan sekadar tentang bagaimana seseorang menampilkan diri di media sosial, tetapi juga tentang bagaimana mereka menciptakan nilai dan kepercayaan di mata audiens. “Kalian harus tahu apa yang membuat kalian unik, lalu ceritakan itu dengan konsisten,” ujarnya. Ia juga berbagi kisah pribadinya, bagaimana ia memulai perjalanan sebagai konten kreator dengan hanya bermodalkan ponsel dan ide sederhana, hingga akhirnya berhasil menarik perhatian ribuan pengikut.
BACA JUGA : Event Fast Math Class: Cara Menyenangkan untuk Belajar Matematika
Kedua, Lianna membahas cara memanfaatkan media sosial sebagai alat bisnis. Ia menyoroti platform seperti TikTok dan Instagram, yang menurutnya memiliki potensi besar untuk menjangkau pasar yang luas. Namun, ia juga mengingatkan siswa untuk tidak hanya fokus pada jumlah pengikut, tetapi juga pada kualitas konten dan interaksi dengan audiens. “Buat konten yang benar-benar bermanfaat atau menghibur. Orang akan datang kalau mereka merasa terhubung dengan apa yang kalian tawarkan,” katanya. Lianna juga memberikan tips praktis, seperti memanfaatkan fitur-fitur seperti hashtag, trending sounds, dan live streaming untuk meningkatkan visibilitas.
Ketiga, Lianna mengupas strategi pemasaran online yang efektif di era digital. Ia menjelaskan pentingnya memahami target pasar, menggunakan data analitik untuk mengukur performa konten, dan terus beradaptasi dengan tren yang berubah cepat. Salah satu poin menarik yang ia sampaikan adalah tentang storytelling dalam pemasaran. “Cerita yang bagus bisa membuat produk kalian diingat. Orang tidak hanya membeli barang, mereka membeli emosi dan pengalaman,” ungkapnya. Siswa tampak antusias mencatat poin-poin ini, terutama mereka yang sudah memiliki ide bisnis kecil-kecilan.
Antusiasme Siswa dalam Sesi Tanya Jawab
Salah satu momen puncak Akapreneur 2025 adalah sesi tanya jawab yang berlangsung hidup dan penuh energi. Para siswa tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menggali lebih dalam ilmu yang disampaikan Lianna. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul sangat beragam, mulai dari teknis pembuatan konten hingga tantangan yang dihadapi seorang content creator.
Seorang siswa, misalnya, bertanya bagaimana cara mengatasi rasa takut untuk memulai membuat konten di media sosial. Dengan penuh empati, Lianna menjawab, “Rasa takut itu wajar, tapi jangan biarkan itu menghentikan kalian. Mulailah dengan sesuatu yang kecil, seperti posting satu video sederhana. Lama-lama, kalian akan lebih percaya diri.” Jawaban ini disambut tepuk tangan meriah dari para siswa, yang tampak termotivasi untuk mencoba.
Pertanyaan lain datang dari siswa yang ingin tahu bagaimana menyeimbangkan waktu antara sekolah dan mengelola bisnis online. Lianna menyarankan untuk membuat jadwal yang realistis dan memprioritaskan tugas-tugas penting. “Kalian tidak perlu melakukan semuanya sekaligus. Fokus pada satu atau dua platform dulu, dan pastikan kalian tetap punya waktu untuk belajar dan istirahat,” katanya. Saran ini sangat relevan bagi siswa yang sering merasa kewalahan dengan banyaknya aktivitas.
Sesi tanya jawab ini tidak hanya menjadi ajang untuk bertanya, tetapi juga untuk berbagi ide. Beberapa siswa bahkan mempresentasikan konsep bisnis mereka, seperti menjual produk makanan ringan atau pakaian dengan tema lokal. Lianna memberikan masukan yang konstruktif, seperti pentingnya melakukan riset pasar dan memanfaatkan media sosial untuk promosi awal. Interaksi ini menunjukkan betapa besarnya minat siswa terhadap dunia entrepreneurship.
Dampak dan Harapan dari Akapreneur 2025
Akapreneur 2025 tidak hanya sekadar acara tahunan, tetapi juga sebuah langkah strategis untuk menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan siswa. Dalam dunia yang semakin didominasi oleh teknologi dan digitalisasi, pemahaman tentang digital marketing menjadi keterampilan yang sangat berharga. Melalui acara ini, SMAK Penabur Kota Jababeka berupaya mempersiapkan siswanya untuk menghadapi tantangan dunia bisnis modern dengan bekal pengetahuan dan keberanian untuk berinovasi.
Para guru dan panitia acara menyatakan kepuasan mereka atas antusiasme siswa. “Kami melihat banyak siswa yang benar-benar terinspirasi. Mereka mulai berpikir tentang bagaimana ide-ide mereka bisa diwujudkan menjadi sesuatu yang nyata,” ujar salah satu guru pendamping. Panitia juga berharap acara ini dapat menjadi pemicu bagi siswa untuk mulai bereksperimen dengan ide bisnis mereka, meskipun dalam skala kecil.
Bagi siswa, Akapreneur 2025 memberikan perspektif baru tentang apa artinya menjadi seorang wirausawan di era digital. Banyak dari mereka yang awalnya ragu untuk memulai kini merasa lebih percaya diri untuk mencoba. “Saya jadi ingin coba bikin konten di TikTok untuk jualan aksesoris yang saya buat sendiri,” ujar salah satu siswa kelas XI. Cerita seperti ini menjadi bukti bahwa acara ini berhasil menanamkan semangat kewirausahaan.
Menatap Masa Depan dengan Jiwa Wirausaha
Akapreneur 2025 telah membuktikan bahwa pendidikan tentang entrepreneurship tidak harus kaku dan membingungkan. Dengan pendekatan yang relevan dan pembicara yang menginspirasi seperti Lianna Nathania, siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan aplikatif. Acara ini juga menjadi pengingat bahwa wirausaha bukan hanya tentang menghasilkan uang, tetapi juga tentang menciptakan nilai, memecahkan masalah, dan memberikan dampak positif bagi orang lain.
Ke depannya, SMAK Penabur Kota Jababeka berencana untuk terus mengembangkan Akapreneur dengan menghadirkan lebih banyak pembicara inspiratif dan topik yang relevan dengan perkembangan zaman. Ada pula wacana untuk mengadakan lokakarya praktis, seperti pelatihan pembuatan konten atau simulasi bisnis, agar siswa bisa langsung mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan.
Sebagai penutup, Akapreneur 2025 adalah cerminan dari semangat generasi muda yang siap menyongsong masa depan dengan kreativitas dan keberanian. Dengan dukungan dari sekolah dan para mentor, siswa SMAK Penabur Kota Jababeka memiliki peluang besar untuk menjadi wirausawan sukses yang tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga mampu membawa perubahan positif di masyarakat. Semoga acara ini terus menjadi ajang yang menginspirasi dan membuka jalan bagi lebih banyak lagi jiwa-jiwa wirausaha muda.
Edukreator: Perjalanan Kreatif di Balik Math Tricks & Study Tricks Menuju Jiwa Wirausaha mengangkat kisah inspiratif di balik terciptanya konten edukatif yang tidak hanya memudahkan belajar, tetapi juga menumbuhkan semangat berwirausaha di kalangan siswa. Dari ide sederhana, lahirlah karya yang membuktikan bahwa kreativitas bisa menjadi jembatan antara ilmu dan kemandirian.
BACA JUGA : Butuh Trik Untuk Menjadi Pelajar Produktif dan Efektif